RSS Feed
Tidak semua yang ku tulis adalah aku, dan tak semua yang kau baca adalah kamu.

Sabtu, 23 Februari 2013

kata yang kehilangan makna

beberapa hari ini cukup melelahkan. disibukkan dengan pembuatan makalah cukup menguras otak. perhatianku sebagian besar disedot oleh makalah ini. sebagian kecilnya ? masih milik kamu.

makalah adalah salah satu bentuk tulisan ilmiah. dimana kita ketahui sesuatu yang ilmiah pasti memiliki standar, makanya makalah yang kususun juga memiliki standar. selain standar-standar yang dibuat khusus,  juga ada standar penulisan yang baku dan berlaku secara umum.


bukannya sok ilmiah atau berlagak pintar, anggap saja keabsurdan pikiran yang membuat tulisan ini hadir.

yang sering salah dalam penulisan adalah tentang tanda baca. akhir kalimat selalu di akhiri oleh tanda baca. yang paling sering adalah tanda baca titik.

yang perlu diingat di sini adalah, setelah kata terakhir dalam suatu kalimat, harus segera ditutup dengan tanda titik. jangan menyisakan spasi di antaranya. segera setelah kamu selesai pada kata terakhir di kalimatmu, jangan lagi ada jarak diantaranya dengan tanda titik. jangan lagi beri jarak jika memang kamu telah selesai dengan kalimatmu. karena bisa saja jarak itu dimaknai berbeda oleh orang lain. akhirilah kalimatmu dengan tegas. biarkan jarak pergi beserta rasa yang telah mati.

selanjutnya adalah tanda baca 'koma'. tanda baca 'koma' bermakna bahwa kalimat hanya berhenti sebentar untuk kemudian diteruskan lagi hingga berhenti pada akhir. beberapa orang kadang mengira bahwa tanda 'koma' adalah tanda 'titik'. sehingga dalam membaca beberapa orang justru berhenti pada tanda 'koma', dimana sebenarnya setelah tanda 'koma' masih ada lanjutannya. oleh karena itu, ada baiknya dalam menulis, tanda 'koma' diperjelas. agar tak ada lagi orang-orang yang berhenti hanya karena kesalahpahaman. dan juga agar tak ada lagi orang-orang berhenti dan terpaksa mematikan harapannya akan kelanjutan kisahnya hanya karena pertanda-pertanda yang kurang jelas.

selanjutnya yang sering salah adalah penggunaan kata 'di' sebagai kata depan dan sebagai kata awalan.

penggunaan kata 'di' sebagai kata depan berfungsi untuk menunjukkan tempat atau lokasi. dalam kalimat penggunaan kata 'di' sebagai kata depan dapat terlihat dalam contoh berikut: "aku cemburu pada orang-orang di dekatmu, karena terkadang mereka menutupi keberadaanku yang berdiri tepat di hadapanmu, dengan harapan ada tempat buat aku di hatimu"

sebagai awalan, penulisan kata 'di' tidak dipisahkan dengan kata kerjanya. contohnya: "jika memang rasa ini harus dipendam, dan harapan-harapanku harus dimatikan, agar kamu tidak lagi dibelenggu rasa bersalah, aku bisa apa?"

beberapa orang juga terkadang tidak tau harus menempatkan kata apa untuk mengekspresikan makna. karena alasan-alasan seperti inilah sering terjadi kesalahpahaman dan berakibat berakhirnya suatu hubungan. makanya ada baiknya jika kita lebih dulu mempelajari jenis-jenis kata, agar kalimat-kalimat mu selanjutnya tidak berakhir dikesalahpahaman dan dapat dimengerti secara utuh tanpa harus kehilangan makna. jangan sampai bahasa-bahasa pertemanan yang kau lontarkan malah dinilai sebagai bahasa-bahasa penerimaan. karena terkadang beberapa orang suka membohongi diri sendiri dengan menganggap penolakan secara halus sebagai penerimaan yang tersirat. seperti aku.

perlu saya tekankan, bahwa mempelajari kata-kata dimaksudkan agar supaya kita bisa lebih saling memahami maksud orang lain.

tapi apa gunanya kata-kata, jika lewat diam pun kita sudah bisa saling mengerti ? apa gunanya kalimat, jika dari lirikan mata kita sudah bisa saling memahami ? apa gunanya bahasa, jika melalui senyuman pun kita sudah bisa saling merasa memiliki ? yaahh.. karena ini semua bukan tentang kita. tapi tentang orang-orang yang kehilangan makna dalam setiap kata-katanya :)

1 komentar:

Dimas Prakosooo mengatakan...

Gunanya kata adalah menjelaskan arti diam yang bisa menjadi multi penafsiran. Keren!!