RSS Feed
Tidak semua yang ku tulis adalah aku, dan tak semua yang kau baca adalah kamu.

Senin, 30 September 2013

Senja Bulan Oktober

Begini Senja...
aku ingin malam ini segera berakhir
hingga fajar dapat merekah kembali pada pagi hari di bulan Oktober

Seperti ini Senja..
aku ingin hujan mereda dan tak satu tetes rintik pun jatuh ke tanah
hingga pelangi dapat leluasa berbaring di hamparan langit bulan Oktober

Mengertilah Senja..
aku ingin matahari segera membiaskan sinarnya
hingga kabut-kabut keraguan menghilang perlahan di bulan Oktober

Wahai Senjakala..
aku ingin sepi ini segera menguap, hilang dibawa angin
hingga satu per satu nada mengalun lembut diiringi petikan gitar di bulan Oktober
dan
selamat datang, Oktober..
biarkan penamu bertemu dengan sebotol tinta
hingga cerita tercipta, dalam ribuan baris kalimat indah
pada senjakala di bulan Oktober


Selasa, 24 September 2013

Kita (?)

ternyata hidup tidak sederhana.
semua yang bersebab pasti punya akibat.
tak se-elemen pun bisa memberontak.
namanya permainan alam. hukum semesta.
sewaktu waktu kita dituntut
mengepakkan sayap di tengah samudera kemunafikan
kali lain, kita didorong
terjun. terhempas bebas dalam jurang penghianatan
sesekali kita diikat
erat dalam permainan peran dan tanggung jawab
di lain waktu, kita meresah
risih akan waktu yang tak kunjung berpihak
tak jarang, kita terisak
menangisi hati yang berusaha terlihat tegar

apa kabar kita nanti ?
saat tapak jalan menuntut kita meraih sukses di ruas jalan berbeda.
bagaimana kabar kita nanti ?
saat cita menarik kita menjauhkan diri satu sama lain.
seperti apa kabar kita nanti ?
saat hidup menjadi lebih rumit dari yang sudah-sudah.

bernafas legalah~
tersenyum bebaslah~
tertawa lepaslah~

satu yang ku yakini.
tidak sepotong kenangan pun akan hilang dari hati

*catatan sesaat setelah merenungkan 2 tahun yang lalu*

Sabtu, 14 September 2013

Penjahat (?)

aku mendesiskan luka pada tepi tempat tidur
semua telah sejernih bintang gemintang
tapi bukankah, baik dan buruk itu relatif ?
dan aku terkapar tak berdaya. (?)
kalau aku sedikit beruntung, mungkin..
mungkin aku bisa lupa ingatan.
tidak ada yang harus kunapaktilasi

adakah varian benci baru dalam kehidupan ?
aku benci dengan semua paradoks yang muncul
aku hanya seorang penjahat yang tak mau memperumit kejahatan.
hanya saja, aku tak lagi dapat memilah..
mana simpul yang nyata dan mana yang dusta.
aku bahkan penjahat yang senang bertemu dengan masalah

mari merayariakan kejahatan yang baru saja kulakukan.
kejahatan serba tanggung.
dan separuh hatiku tersenyum lega
satu kejahatan baru saja selesai :)

Minggu, 08 September 2013

Aku harus beranalogi (?)

lagi-lagi aku membenci.
atas semua kebebasan yang terenggut.
semua yang bebas kini menjadi terikat.

aku membenci.
bahkan hanya untuk sekedar berkata.
aku memilih memendam.
biarkan tersamar dalam puisi tak berjiwa.

iya, aku benar-benar membenci.
melihat setiap tawa yang tercipta diatas penderitaan kaum pinggiran.
melihat bunga-bunga mati, disamping para pencakar langit.

entah kenapa, malam ini aku sangat membenci.
merasakan arah angin berubah seketika.
menciptakan rindu yang ingin memberontak.

andai aku ini awan,
telah sejak lama mendung tercipta.
tanpa ada yang tau, kapan pelangi hadir di cakrawala.
atau matahari membiaskan sinarnya.

setelah semua yang ada, masihkan aku harus beranalogi ?

Rabu, 04 September 2013

Konsep Anak Berbakti

suatu malam aku bertanya pada Ayah, "Bagaimana konsep anak berbakti menurut Ayah?"

pertanyaan ini hadir karena rasa-rasanya aku belum pernah mencapai konsep anak ideal pada umumnya, mendekati pun rasanya juga tidak. sementara bukankah menurut ajaran agama manapun, setiap anak harus berbakti pada orang tuanya. Benar begitukan?

aku melihat disekelilingku, teman-teman sebayaku. beberapa orang di antara mereka memiliki nilai IPK yang tinggi, kuliah rapi 4 tahun atau bahkan kurang dari itu. beberapa yang lainnya telah mendapat pekerjaan, tentor di bimbingan belajar ini dan itu atau sebagai wirausaha mandiri, jualan ini dan itu. sisanya mendapat beasiswa yang diidam-idamkan. adalah suatu kewajaran jika mereka berbangga hati.

mungkin begini konsep pendidikan di Indonesia saat ini. Achievement Oriented. semua serba penghargaan. wajar saja kalau orang saling berlomba menunjukkan eksistensi diri pada realitas. seakan-akan seseorang yang "biasa-biasa" saja tidak akan dianggap. Mungkin inilah hasil pengejewantahan konsep pendidikan liberal. atau mungkin juga seperti inilah pengejewantahan dari teori kebutuhannya kanda Maslow. Menurut Abraham Maslow, manusia memiliki lima tingkat kebutuhan hidup yang akan selalu berusaha untuk dipenuhi sepanjang masa hidupnya. tingkatan tertinggi adalah aktualisasi diri. pada tingkatan ini, manusia berusaha untuk menunjukkan keeksistensian dirinya di dunia. dan entahlah konsep-konsep apalagi yang hadir untuk membenarkan diriku yang jauh dari konsep "anak berbakti" pada umumnya.

saat kutanya seperti itu, Ayah menjawab sambil tersenyum "cukup membuka hati pada tuhan saja".