RSS Feed
Tidak semua yang ku tulis adalah aku, dan tak semua yang kau baca adalah kamu.

Kamis, 25 April 2013

yang tak bisa ku diberi judul

bukan maksudku untuk bersembunyi dalam diam
tapi bersamamu, kiranya tidak lebih dari sekedar cerita karangan.
berjalan disisimu, tidak lebih dari sekedar dongeng pengantar tidur.
menjadi kekasihmu, bagai aurora di kutub utara, ilusi sangat indah.
yang belum tentu akan membahagiakan.
bahkan justru malah menjadi luka.
luka sewarna senja, penuh dengan torehan pilu.
yang dengan manisnya tersimpul pita berwarna biru.

rasa ini tak akan pernah sampai pada batas kenyataan.
rasa ini telah terlanjur terkubur dalam rekam kenangan.
aku memilih mematikan rasa, agar dia tak lagi bisa bertumbuh liar.

aku berdiri diantara ramainya para pesaing.
mereka datang, mencoba merebut perhatianmu.
sedang aku ?
tertunduk dan menunggu.
guliran perhatianmu yang kuharap akan sampai padaku juga.

kini aku berdiri diluar lingkaran.
bukannya tidak ingin bersaing.
aku hanya tidak ingin memaksakan hati.
hati berhak untuk merdeka sendiri tanpa intervensi.

bahwa nantinya, aku tetap sendiri dalam diam.
disana aku belajar mengikhlaskan.
karena terkadang, tidak semua ingin akan berubah menjadi milik.
tidak semua angan akan bermetamorfosa menjadi nyata.

mereka bilang, kita -aku dan kamu- bisa menyatu.
aku bilang, menjadi 'kita' adalah bentuk keegoisan diriku.
aku bilang, 'kita' hanya saling mengisi hari. bukan hati.

mungkin seperti inilah rasanya, merelakan tanpa harus kehilangan.
melepaskan tanpa harus merasa ditinggalkan.
berpisah tanpa pernah betul-betul bersama.
berusaha menahan segala bentuk rindu yang selalu menjadi milikmu.
tak ada genangan air disudut mata, tak ada pula bantal yang basah.
yang ada hanya senyum penuh kepura-puraan
atas kesuksesanku untuk tidak membiarkan hati jatuh terlalu dalam padamu.
karena sejauh dan sedalam apapun aku jatuh pada cinta yang tentang kamu.
lebih banyak lagi alasan yang bisa membuatku untuk tidak memilikimu.

bahwa perlahan aku harus menambahkan hadirnya mereka kedalam arti 'kita'.
mereka -dan juga kamu- yang tak tau dan tak akan pernah tau kalau hati ini pernah menjadi milikmu.
dulu kamu pernah menjadi semua yang paling aku inginkan.
sekarang kamu menjadi satu yang harus aku tinggalkan.

derap langkahmu akan selalu tertinggal di ingatan.
pun tawa dan setiap tingkah.

ini harusnya kusampaikan, agar tak ada distorsi makna nantinya.
karena -sayangnya- tulisan tidak punya intonasi.
tapi ketakutan berlebih telah menjahit mulutku, memenjarakan suaraku.
hingga akhirnya ku tuangkan dan ku kenang dalam tulisan.

tidak pernahkah kau merasa kalau aku adalah penjahat ?
benar, aku penjahat.
aku adalah penjahat yang tega membohongi hati, hatiku sendiri.
aku adalah penjahat yang dengan sadis memenjarakan rindu. rindu yang selalu menjadi milikmu.
aku adalah penjahat yang berani menyembunyikan cinta. cinta yang selalu tentang kamu.
menjauhlah...
karena aku sudah tak tahan lagi menjadi penjahat.

tapi tenang saja..
hatiku telah lama diajarkan kesabaran oleh mereka yang sempat hadir sebelum kamu.
kini ia bisa menjadi karang yang selalu diterpa ombak.
ataupun pasir yang tak pernah lelah disinari teriknya mentari.
karena hatiku telah jatuh berkali-kali.
dan bahagianya, hatiku masih tetap bisa bangkit.
satu cedera lagi yang karenamu juga tak apa.
karena ku yakin dia masih bisa bangkit lagi.

beberapa tentangmu membekas dihidupku, dihari-hariku, dipikiranku dan tentu saja di hatiku.
bisakah aku menyalahkan waktu?
atau mungkin alam.
karena menciptakan beribu alasan untuk aku jatuh cinta padamu.
hingga menghadirkan berjuta alasan agar aku tak bisa menjadi milikmu.

ada isak yang harusnya menetes dari sudut mataku saat ini.
tapi aku tau, bahwa kau takkan pernah tau.
jadi buat apa ku teteskan, lebih berguna jika ku simpan.
untuk saat ketika kabarmu dengannya -entah siapa- yang telah berbahagia bersama, datang pada telingaku.


di relung ego yang paling dalam.
separuh aku masih ingin mempertahankanmu.
berkali-kali aku memandangimu.
berkali-kali pula kau penuh mengisi pikiranku.
kau tanah basah yang wanginya aku idamkan.
sayangnya aku adalah kemarau yang hanya bisa merindukan hujan.


jangan kasihan padaku, ini sudah pilihanku.
kamu mau aku jatuh cinta lagi pada yang lain?
maka carikan aku yang seperti kamu.
selain itu, aku lebih baik tetap sendiri.

akhirnya lahirlah puisi panjang yang tak berirama.
dan tak juga bisa menjelaskan.
ini absurd.
sangat.
jadi abaikanlah..

0 komentar: