RSS Feed
Tidak semua yang ku tulis adalah aku, dan tak semua yang kau baca adalah kamu.

Selasa, 02 April 2013

surat yang tak pernah sampai


Kepada Yth:
Manifesto Tuhan alias Kaum Adam alias Kamu
Di_
                Bumi Kita.

Bissmillahirrahmanirrahim.
Untuk menindaklanjuti rasa aneh yang terpercik di dalam dada. Rasa yang membuat kenyataan terasa semu dan khayalan terasa benar. Rasa yang dengannya segala senang, bahagia dan senyum datang tanpa harus diminta. Rasa yang murni tanpa harus didandani. Izinkan saya yang bertandatangan di bawah ini, dengan penuh rasa cinta menyampaikan hal-hal sebagai berikut :


Menimbang:

Satu: Saudara Manifesto Tuhan alias Kaum Adam alias Kamu adalah seorang manusia yang telah cukup banyak melewati pahit manisnya kehidupan. Hingga karenanya terlihat begitu dewasa dalam menyelesaikan masalah. Yang dengan sekaligus telah mengajarkanku untuk selalu sabar dan berfikir jernih dalam menyelesaikan masalah.

Dua: Saudara Manifesto Tuhan alias Kaum Adam Alias kamu adalah seorang pekerja keras yang telah berani mendobrak pintu-pintu kesempatan. Hingga karenanya terlihat begitu tangguh di tengah arus keserakahan dunia. Yang dengan sekaligus telah mengajarikan arti keberaniaan seorang kaum minoritas kepadaku.

Tiga: Saudara Manifesto Tuhan alias Kaum Adam Alias Kamu adalah seorang manusia yang mempunyai selera humor tinggi. Hingga karenanya terlihat begitu santai menjalani kehidupan padahal kerasnya kehidupan yang kau hadapi mungkin takkan mampu dilewati oleh yang lainnya. Yang dengan sekaligus telah mengajarkanku arti kebahagiaan disela-sela kehidupan yang kejam. Karena menertawakan hidup adalah salah satu cara menikmati hidup.

Mengingat:

Lebih dari seratus-ini berlebihan-manifesto Tuhan dari Golongan Kaum Adam yang ku kenal selama berperan dalam hidup, cuma kamu yang benar-benar berkepribadian menarik. Kepribadian yang tanpa tending aling-aling telah melekat secara niscahya pada figurmu. Kepribadian yang-menurutku-cocok  menjadi imam ku.

Memperhatikan:

Satu: Bahwa manusia-manusia kaum hawa adalah kaum yang pemalu. Seringkali gengsi mereka menekan rasa yang telah lama dipendam. Yang seringkali juga rasa itu akan berakhir pada tangisan di sepertiga malam yang diiringi doa, berharap rasa itu tersampaikan dengan sendirinya tanpa perlu ada pernyataan lisan ataupun tertulis sebagai pengantarnya.

Dua: aku adalah manusia yang berasal dari kaum Hawa, yang katanya pemalu tadi. Tapi dengan segala hormat tanpa bermaksud menyalahi sterotipe yang telah tertanam dalam pikiran umat, aku termasuk dalam golongan kaum hawa antimainstream. Dimana aku termasuk dalam kaum hawa yang sangat menjunjung kebebasan berpendapat diatas panggung sandiwara kehidupan ini.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan:

Satu: rasa yang melandasi ditulisnya surat ini, adalah rasa yang telah menjadikan panas terasa sejuk. Rasa yang melandasi ditulisnya surat ini, adalah rasa yang telah menghadirkan mimpi indah disetiap peristirahatanku. Rasa yang murni tanpa harus didandani ini selanjutya disebut sebagai cinta.

Dua: rasa cinta sebagaimana telah diatur pada butir (kesatu) diketahui sebagai rasa yang universal dan tidak terbatas. Dimana jika dihubungkan akan keterkaitannya terhadap lawan jenis akan kulekatkan padamu sebagai mahluk adam yang menjadi perintis rasa itu kemudian hadir mengisi hari-hariku.

Tiga: sebagaimana telah diatur dalam butir (kesatu) dan (kedua), selanjutnya telah dapat diambil kesimpulan bahwa rasa cinta yang tidak terbatas ini akan ku biarkan menjadi terbatas dengan menyematkannya padamu. Selayaknya rasa cinta antara dua insan, antara adam dan hawa, antara kamu dan aku

Empat: setiap pelanggaran yang terjadi dikemudian hari terhadap keputusan yang termaksud dalam butir (kesatu) (kedua) dan (ketiga) dinilai mustahil. Karena bagaimana mungkin rasa cinta akan berubah menjadi benci jika itu menyangkut dirimu. Juga bagaimana mungkin rasa cinta yang hadir karenamu kusematkan pada orang lain yang tak sepertimu.

Lima: keputusan sebagaimana yang tercantum dalam butir (kesatu) (kedua) (ketiga) dan (keempat) diatas berlaku sejak rasa cinta itu hadir tanpa mengingat tanggal, bulan, apalagi tahun dan apabila dikemudian hari secara tidak sengaja ditemukan kekeliruan didalamnya, maka urusan tersebut akan menjadi urusan antara aku, kamu dan hati kita.

Demikian surat ini dibuat dan disampaikan dengan disertai debaran jantung yang memuncak disetiap kata dan tanda bacanya. Surat ini dibuat juga disertai kecemasan jika nantinya hanya akan berakhir di sudut-sudut kamar sebagai remasan kertas yang tak lebih dari sekedar sampah, tapi surat ini dibuat atas harapan lebih bahwa nantinya akan ditanggapi positif dan ditindaklanjuti. Atas perhatianmu, ku ucapkan Alhamdulillah.

Ditetapkan di Bumi Kita
Pada tanggal bulan tahun yang terasa tak penting lagi
Segenap bahasa cinta,
Manifesto Tuhan alias Kaum Hawa alias Aku.

0 komentar: