RSS Feed
Tidak semua yang ku tulis adalah aku, dan tak semua yang kau baca adalah kamu.

Sabtu, 15 Juni 2013

wanita impian

kali ini ingin membahas sedikit tentang wanita impian.
saya hanya ingin sedikit berpendapat secara bebas, beropini semerdeka mungkin.

sejak emansipasi wanita dielu-elukan, semakin banyak wanita ingin disamaratakan haknya dengan pria. termasuk dalam lingkungan keprofesian. seakan tak ada lagi pembeda, pekerjaan yang biasanya dilakukan oleh pria juga telah dijamah oleh tangan-tangan perkasa wanita. semisal, tukang ojek, sopir bus, karyawan kantoran, mandor, manajer, direktur, hingga presiden sekalipun.

berbagai faktor menjadi penyebab wanita memilih untuk bekarir. entah itu karena tingkat pendidikan yang tinggi sehingga sayang jika hanya menjadi ibu rumah tangga, dorongan dari orang tua yang menuntut untuk bekerja, penghasilan suami yang belum mampu memenuhi kebutuhan keluarga, atau dengan bekerja wanita merasa lebih dihargai keberadaannya, bekerja juga menjadi ajang aktualisasi diri wanita, mampu meningkatkan wawasan yang akan berdampak pada peningkatan pola asuh anak nantinya, hingga menunjang kebutuhan finansial keluarga.

tapi disisi lain, dengan memilih menjadi wanita karir, akan ada harga yang harus dibayar sebagai bentuk pengorbanan. sebut saja pengorbanan waktu luang. dengan memilih menjadi wanita karir, secara otomatis waktu luang untuk keluarga akan semakin berkurang karena harus dibagi dengan pekerjaan kantor. urusan rumah tangga akan menjadi terbengkalai jika wanita karir lebih fokus dengan karirnya sendiri.

secara pribadi, saya agak tidak sepakat dengan konsep wanita kantoran. ada baiknya jika wanita sebagai selayaknya wanita tetap mengurusi rumah tangga tanpa harus ikut dipusingkan dengan masalah kantoran.

bukankah, menurut teori struktural fungsionalis, setiap orang mempunyai peran dan fungsinya masing-masing, dan jika ada yang melenceng dari fungsinya, maka akan terjadi konflik.

masih secara pribadi, entah saya masih kurang kritis atau tidak, saya menganggap sudah semestinya wanita yang telah menikah bertugas mengurusi keluarganya, sedangkan sang suami lah yang mencari nafkah. sedangkan sang anak bertugas untuk belajar dan mempersiapkan diri dengan bekal pengetahuan sebelum menggantikan posisi ayah dan ibu mereka.

saya menganggap menjadi ibu rumah tangga adalah sebuah pekerjaan mulia yang sangat susah untuk dikerjakan. bayangkan jika seorang ibu tidak terlalu memperhatikan kondisi keluarganya, terutama anak, karena tuntutan pekerjaan. sang anak akan kekurangan kasih sayang dan akan berdampak pada kondisi psikologinya. ujung-ujungnya sang anak bisa saja memilih tempat lain untuk mendapatkan kasih sayang yang tidak dia dapatkan dari rumah.

apalagi di dunia yang telah memasuki zaman globalisasi. apapun yang diinginkan akan dengan sangat mudah didapatkan, terlebih tanpa pengawasan dari orang tua.

lagi-lagi secara pribadi, saya menyarankan untuk wanita-wanita lajang diluar sana, ada baiknya kita berkarir sebagai ibu rumah tangga saja. bagi saya cita-cita menjadi ibu yang baik lebih sulit dibanding membangun istana putri duyung di palung laut terdalam. kenapa sulit ? karena menjadi ibu yang baik tidak ada sekolahnya. semua berasal dari naluri. menjadi ibu yang baik dibutuhkan pengakuan dari seluruh keluarga. suami juga anak. bayangkan jika salah satu diantaranya terlantar?

bukankah indah rasanya jika, seorang wanita memfokuskan diri pada keluarganya. sarapan enak akan selalu tersedia setiap pagi dimeja, rumah akan selalu bersih, anak-anak akan selalu punya teman bercerita dan berbagi keluh kesah, setiap malam ruang keluarga akan hangat dengan perbincangan-perbincangan antar keluarga. bukannya sibuk dengan urusan masing pekerjaan masing-masing.

saya adalah seorang pemimpi. saya masih bemimpi suatu hari nanti akan melanjutkan pendidikan di negeri sakura sana. saya juga masih memimpikan akan meluncurkan sebuah buku yang murni hasil tulisan saya. tapi impian terbesar saya adalah menjadi seorang ibu yang baik. yang menuntut ilmu setinggi-tingginya tapi tidak sungkan untuk menunduk demi mengikat tali sepatu anak. wanita yang mampu bersosialisasi diluar tapi tetap tidak lupa untuk menyanyikan lagu untuk menidurkan sang anak. wanita yang suatu hari nanti, anaknya akan menulis blog seperti ini, dan menceritakan betapa hebat ibunya. :)

0 komentar: