You: MAAF!
sengaja aku tulis dengan huruf besar, agar matamu yang rabun tak lagi
kau jadikan alasan hingga tak bisa membaca rasa bersalahku yang teramat
besar.
Me: Sudahlah, kamu menghilang
saja terus, tak usah ingat aku. yang bodoh memang aku. masih setia
menunggu kedatangan kabarmu setelah empat hari tiga malam yang bisu.
You: Ayu, dengarkan aku dulu!
Me: Apa lagi alasanmu? kepalamu kejedot banyangan wanita lain, sampai kau amnesia. lupa kalau ada aku yang menunggu kabarmu?
You: Ayu, jangan kekanak-kanakkan seperti ini, kamu tau aku sedang sibuk.
Me: iya aku memang masih
anak-anak, hingga kesabaranku menunggu tak lagi bernilai dimatamu. anak-anak cukup diberikan harapan, bukan begitu?
You: kali ini kau sudah berlebihan Ayu, aku hanya tak menghubungimu. bukan tidak mengingatmu sama sekali. aku bisa jelaskan.
Me: dongeng apalagi yang
ingin kau umbar? mitos apalagi yang harus kudengar? atau kau berpikir
dengan tidak memberi kabar, kau akan menjadi legenda. sudahlah, kamu
sibuk kan? aku juga!
You: Terserah kamu saja! kuharap kau tak akan pernah menyesal dengan keputusanmu itu.
Me: entahlah, tapi telingaku seperti menangkap ancaman. tak usah bawa-bawa pilihan, hanya karena kau menganggapku pilihan kesekian.
You: berpikirlah sejenak dengan baik, sebelum kau melontarkan kata yang bisa saja melukaiku.
Me: kata-kataku mungkin saja akan melukaimu, tapi ketiadaan kabarmu sudah menggoreskan luka dengan sangat jelas di sudut hatiku.
You: kamu salah Ayu, kau kira aku juga tidak terluka?
Me: salah katamu? salah apa? salah satu wanita yang perasaannya tidak kau tanggapi?
You: jadi perasaanmu yang membuncah itu telah mengalahkan logikamu sehingga aku dan permintaan maafku tak lagi kau indahkan?
Me: lebih dari itu. kau lupa menambahkan variabel rindu dan khawatir di dalamnya.
You: hmm.. kali ini aku memang salah. maafkan aku yah?
Me: aku tetap bisa merindukanmu tanpa harus memaafkanmu.
You: Aku benar-benar minta maaf. selain aku kau rindukan dan kau sayangi, aku juga tahu aku ini
egois.
Me: hmm..
You: berhentilah ngambek seperti itu. aku benar-benar tak tahu harus bagaimana kalau kau sudah bertingkah seperti itu. jujur aku rindu. kamu dimana? aku jemput yah.
Me: memejamlah. aku ada tepat dihatimu. coba cari dibagian 'tak diurus'. mungkin kau meninggalkanku disana.
You: ayolahhh, kita baikan
yah. biarkan pelangi mungil muncul di senyum terhangatmu. agar kau bisa
merasa, sehangat itu pula aku rindu padamu.
Me: begitulah kamu. pintar sekali merayu. cepatlah kesini. aku menunggumu. sebelum pelangi ini ditutup kembali dengan awan mendung.
Rabu, 15 Januari 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar