RSS Feed
Tidak semua yang ku tulis adalah aku, dan tak semua yang kau baca adalah kamu.

Kamis, 16 Januari 2014

Singa dan Zebra

Di suatu padang yang dekat dengan hutan rimba, hiduplah seekor zebra. Zebra yang selalu ceria, lincah bergerak kesana-kemari. suka bermain dan berlari mengelilingi padang dengan kaki kurusnya.

Zebra menghabiskan harinya kebanyakan dengan bermain bersama anak rusa, anak gajah, dan anak burung pipit. mereka sering bertemu di padang, berlari-lari mengelilingi padang hingga capek, kemudian berbaring terlentang bersama menikmati awan yang berarak di langit. mereka bermain hingga sore hari dan malamnya pulang ke gubuk masing-masing.

Suatu hari, sang Zebra penasaran, perihal apa yang ada di dalam hutan rimba. dari luar hanya terlihat sepi yang mencekam. diajaknya anak rusa, anak gajah, dan anak burung pipit. tapi mereka tak ada yang berani. jadilah Zebra terpisah dari teman-temannya. Sendirian ia pergi memasuki hutan rimba.


Baru berjalan memasuki hutan beberapa saat, Zebra tak lagi bisa menandai dari mana dia masuk tadi. semua terlihat sama, hijau tua pekat dimana-mana, pohon-pohon tinggi menjulang di kiri dan kanan. Zebra tersesat. dari kejauhan Zebra melihat seekor mahluk yang tak pernah dia lihat sebelumnya. Zebra mendekat dan bertanya.
Wahai binatang kecil, mahluk apakah kau ini?
kau tidak tau aku ini apa?
tidak. aku tak pernah melihatmu. sudikah kau memperkenalkan diri. aku Zebra. tinggal di padang sebelah hutan. kamu siapa?
"aku ini anak singa" Singa menjawab sekenanya.
Hai Singa, senang berkenalan denganmu. kemana teman-temanmu? kalian tidak bermain bersama?
mereka tidak ada di sini. kamu sendiri, kemana teman-temanmu? kenapa sendirian masuk ke hutan?
mereka terlalu takut masuk ke dalam hutan ini.
dan kamu tidak takut?
hutan ini tidak terlalu tampak menakutkan, apalagi aku sudha berkenalan denganmu. ayok kita bermain~
bermain? aku biasanya bermain bersama anak singa yang lain. berlari menyusuri hutan, berjalan ke sisi hutan yang lain, dan pergi ke tebing tertinggi untuk menatap bulan dan bintang. kau harus menjadi anak singa dulu kalau mau bermain bersamaku.
kenapa harus?
kau tidak akan bisa bermain seperti kami, karena kau seekor Zebra.
kita tidak akan tahu kalau tidak mencobanya kan?
sepertinya kau adalah anak Zebra yang tak suka penasaran.
begitulah~
tapi kau tak akan bisa berteman dengan teman-temanku. aku pikir teman-teman ku tidak akan memperlakukanmu seperti aku memperlakukanmu.
tak mengapa, aku cukup berteman dengan mu saja.
baiklah, kita bermain setelah siang hari hingga senja tiba.

mereka pun menghabiskan setengah hari setiap harinya bersama-sama.  saling mengadu cepat, mengganggu ikan di sungai, atau sekedar duduk berdiskusi perihal kehidupan di bawah pohon. diantara semua aktivitas, mereka paling menyukai permainan "mangsa dan pemangsa", dan Zebra sering kali keluar sebagai pemenang.

mereka tumbuh bersama, belajar banyak hal setiap harinya. tubuh mereka juga semakin bertumbuh. tak ada lagi kaki-kaki kurus, yang ada otot-otot kaki yang semakin kuat.
Suatu sore, setelah lelah berlari-lari, mereka beristirahat sejenak di bawah pohon rindang, sambil berdiskusi.
kamu punya mimpi, Zebra?
mimpi? apa itu?
sesuatu yang kau pikirkan saat pertama kali mengawali hari, dan terakhir kali saat hendak terlelap. kalau akau, aku bermimpi akan menjadi Singa tercepat sehingga tak akan pernah kehilangan mangsaku.
sepertinya aku tak punya hal yang kau sebut mimpi itu.
"kau harus punya mimpi Zebra, harus" Kata singa sembari merebahkan kepalanya di punggung Zebra
malam pun tiba, mereka pulang ke gubuk masing-masing. Di rumah, pikiran Zebra tak bisa tenang. dia masih memikirkan isi percakapannya bersama Singa tadi sore. Dia berusaha mendefinisikan mimpinya.
keesokan harinya, saat mereka bermail lagi. dengan semangat Zebra berkata lantang.
Aku juga telah punya mimpi. mimpi ku adalah Menjadi Zebra tercepat sehingga tak akan pernah bisa dimangsa.
Singa tersenyum. Zebra pun membalas. dan mereka mulai bermain lagi.
Sesaat sebelum berpisah di hari itu, Zebra bertanya.
Singa, apa kamu tahu apa itu takdir?
takdir? tidak aku baru mendengarnya dari kamu.
Kata Burung pipit, Takdir adalah sesuatu yang tak bisa kau cegah datangnya tak bisa pula dikejar. entahlah aku juga bingung.
dan Singa hanya tersenyum.

musim-musim pun berganti dan berlalu. hingga tiba suatu hari. hari yang tak bisa dicegah datangnya.
Segerombolan Singa mengadakan perburuan besar-besaran. Singa juga ikut. Saat melewati gerombolah Singa yang lain, mata Singa terbelalak melihat apa yang ada didepannya dan kaget. spontan dia menyerang semua Singa yang ada disitu. Dia dikeroyok.

Singa kalah jumlah. Dia kalah. bersama mangsa-mangsa yang lain, dia diseret ke tengah padang. dari samping Singa terdengar suara lirih.
Singa kamu kah itu?
iya. ini aku.
Aku gagal, Singa. aku gagal memenuhi mimpiku. aku gagal menjadi Zebra tercepat.
Kamu sudah berjuang memenuhi mimpimu Zebra, mungkin inilah yang disebut burung pipit sebagai takdir dahulu.
aku punya satu mimpi lagi.
katakan Zebra
aku ingin menjadi anak Singa.
atau aku saja yang menjadi anak Zebra.

dengan sisa kekuatan terakhir, Singa menggerakkan kepalanya, dan merebahkannya di punggung Zebra.
setelahnya tak ada lagi suara kecuali sorak sorai Singa lain yang merayariakan perburuan hari itu.
*tamat*

0 komentar: