RSS Feed
Tidak semua yang ku tulis adalah aku, dan tak semua yang kau baca adalah kamu.

Minggu, 06 Januari 2013

apa yang salah dengan Makassarku ?

apa yang salah dengan Makassarku ?

sebelas tahun yang lalu, saat pertama kali pindah ke Makassar, hujan selalu menyenangkan. hujan tidak pernah membuat resah. hujan bagi para petani, para ojek payung, ibu-ibu rumah tangga, dan terutama bagiku selalu bermakna berkah. musim hujan masih di pandang sebagai anugrah yang melepas kemarau.tapi itu sebelas tahun yang lalu.



kini, makassar, kotaku, sudah berevolusi. mall-mall hadir menjangkau setiap masyarakat. ruko-ruko ada di setiap mata memandang, bahkan pasar modern telah masuk ke setiap kompleks rumah. siapa yang tidak kenal ****mart, atau ****mart? mereka saling bersaing meng'indah'kan  Makassar.

lima tahun terakhir, pembangunan kotaku ini berkembang pesat, sayangnya tidak di iringi dengan peningkatan drainase yang baik. setiap lahan kosong dieksplotasi oleh baik itu untuk pembangunan mall, gedung kantoran bertingkat, perumahan yang mengklaim bebas banjir, hingga pembangunan ruko-ruko. Makassar seakan di suruh berlari cepat demi mengejar gelar kota dunia

seminggu terakhir, makassar di guyur hujan, beberapa di antaranya di sertai angin kencang. coba tengok yang terjadi, beberapa perumahan terendam banjir, yang terparah ketinggiannya telah mencapai dagu orang dewasa. atau jangan kan seminggu terakhir, setiap kali hujan turun cukup deras walau hanya sesaat, ruas jalan di  depan kampus stimik selalu macet akibat langganan genangan air yang tidak pernah absen untuk datang. di sisi lain, pohon tumbang ke ruas-ruas jalan. sungai-sungai atau danau-danau yang terus meluap. implikasinya? warga pun resah, pengguna jalan menjadi was-was.

sampai saat tulisan ini di tulis, proses evakuasi masih terus berlangsung. tidak terkecuali untuk teman-teman saya. beberapa di antara mereka bahkan harus rela dagangan orang tuanya tidak laku akibat terendam banjir. inikah Makassar sang kota dunia?

apa indikator kota dunia yang sebenarnya?
banjir dimana-mana akibat kurangnya daerah resapan air?
atau pembangunan yang menggila tanpa di ikuti dengan perbaikan drainase yang ujung-ujungnya akan kembali berakibat banjir.

melihat keadaaan Makassar seminggu terakhir ini, apa kabar dengan para pejabat tinggi di sana?
apa kabar dengan para calon pemimpin yang di visi misinya sangat ingin memajukan Makassar?
mengertikah mereka tentang yang di butuhkan Makassar saat ini?

sebelas tahun yang lalu, hujan selalu menjadi berkah, bagiku maupun bagi Makassarku..
kini, mengapa hujan terasa menakutkan?

0 komentar: