-yang kusebut sahabat-
Telah lama kita tidak saling bertukar kabar. entah ini karena jarak jauh yang memisahkan kita, atau memang kesibukan yang memenjarakan kita. aku rindu. cukup rindu hingga akhirnya kuputuskan menulis surat ini.
aku benci keadaan ini. keadaan yang seolah-olah kita tidak pernah saling mengenal padahal kalian lebih dari seorang saudara bagiku. keadaan yang seolah-olah kalian tidak pernah ada, padahal kalianlah yang paling banyak mendewasakanku. keadaan dimana kita -aku dan kalian- tidak seperti dulu lagi.
aku marah. aku marah pada diriku sendiri yang tak bisa menjawab, setiap kali orang-orang bertanya tentang kalian. aku mau jawab apa ? aku sendiri tidak tau kabar kalian. padahal dulu, tak ada seharipun yang kita lewati secara terpisah.
aku merasa aneh. aneh karena setiap membuka inbox hape, tak pernah lagi kutemukan nama kalian. orang-orang pasti tidak akan menyangka kalau dulu, kita sering saling berkirim pesan saat duduk berhadap-hadapan.
aku cemburu. cemburu kepada mereka yang kalian sebut sahabat sekarang. cemburu karena bukan aku lagi yang menyediakan bahu untuk menopang tangis kalian saat kalian sedih. atau kini bukan tanganku lagi yang membantu kalian bangkit dari keterpurukan, dan bukan aku lagi yang berdiri paling depan untuk membela kalian.
apa yang terjadi pada kita. kawan?
kini kita terpisah. karena jarak juga cita-cita.
biarlah kini kita terpisah. aku mengejar suksesku disini, dan kalian berlari menggapai cita-cita kalian di sana. mungkin ini saatnya kita buktikan pada dunia, kita bisa meraih cita-cita. sekarang saatnya kita menapaki jalan kita masing-masing. dan bertemu di gerbang kesuksesan.
yang menunggu kalian di gerbang kesuksesan
0 komentar:
Posting Komentar