Lelaki dan Bukunya

Lelaki usia muda berjalan mantap.
mondar-mandir tegap didepan papan.
yang telah bersih tak berbekas sisa-sisa perdebatan.
yang pada permukaannya telah ditinggalkan oleh kata-kata.



Dikanannya tergenggam buku.
sedang dikirinya tersimpan pena penuh tinta.
satu, dua, tiga anak boneka datang padanya.
"Lelaki, dunia makin jahat
berbagilah dengan kami, agar kau tak ikut-ikutan jahat"

Gawat. angin malam mulai menjadi badai.
satu per satu paragraf hilang dari lembar buku.
beruntung sang lelaki gesit bukan kepalang.
ditangkapnya huruf demi huruf dengan tinta.
ditempelkannya pada papan yang bersih tak berbekas.

Kata-kata mulai berkumpul.
kalimat-kalimat mulai terbentuk.
paragraf- paragraf mulai terjelaskan.
dan satu pengetahuan lagi, tersebarkan.

Kini waktunya pamit, dititipkannya penasaran dalam benak boneka
membiarkan tanya menggantung di pucuk-pucuk langit
dan lelaki pulang pada rumah persinggahan.
dibenamkannya kepala pada genangan buku-buku tua.
melepas penat katanya. mengenyangkan logika.

Lelaki dan bukunya. tertidur pulas, lapar akan pengetahuan.
tapi jangan dibangunkan. takutnya, arogan muncul dipermukaan.
karena boneka pernah sembunyi ketakutan.
saat lelaki mengamuk, sesumbar tak peka pada hati sekitar.