RSS Feed
Tidak semua yang ku tulis adalah aku, dan tak semua yang kau baca adalah kamu.

Sabtu, 30 November 2013

Pembunuh (2)

kotak pandoraku terbuka. kuharap isinya tak terhambur, terbongkar kemana-mana.

minggu lalu, seseorang berhasil memecahkan tanda yang iseng-iseng ku tampilkan di dunia maya.
aku ketahuan. pacarku juga ketahuan. kenakalan kami ketahuan.
perlukah kubunuh orang itu? sekalian. supaya ceritaku tamat pada lidahnya.
tak akan sulit untuk melenyapkannya. hanya satu nyawa. ditambah satu mayat lagi yang harus ku bakar di lapangan dekat apartemenku.


aku punya kumpulan rencana untuk menyapulenyapkan orang itu. tapi jangan.
jangan aku yang melakukannya. biarkan pacarku saja. dia jauh lebih sadis dariku. kalau aku mungkin hanya sekedar memasukkan racun pada minumannya. racun yang akan membuatnya meminta bahkan memohon untuk segera dibunuh karena tak tahan rasa mendidih yang menjalar disetiap sel-sel tubuhnya. sedang pacarku? dia tahu bagaimana caranya bersenang-senang.

ahh, tapi aku kadang tak tahan dengan pikiran bahwa rahasiaku kini tak lagi menjadi konsumsi pribadiku. kenyataan bahwa ada seseorang diluar sana yang tahu kalau pacarku telah membunuh sedang aku yang membakar kedua belas mayat itu.

melihat kegelisahanku yang semakin hari semakin menjadi. pacarku juga ikut pusing sendiri. akhirnya dia memutuskan untuk bertindak sendiri. tanpa sepengetahuanku.

jadilah tiga hari yang lalu, pacarku keluar dimalam minggu. dan seperti biasa aku terkurung dilantai tiga puluh satu. ku kira seperti biasanya, dia akan pulang membopong wanita mabuk untuk dibunuh, tapi ternyata tidak.

hingga jam lima subuh, dia tak juga muncul.
baru muncul setelah malam pukul dua puluh satu lebih sedikit derajat.
tentu saja aku gagu. ngambek karena ditinggal tanpa tau apa-apa.
dia membujuk, dan aku pun mengangguk. tak bertanya ini itu.
begitukan yang katanya cinta ?

atas hadiah kesabaranku, dia memberikanku sekotak besar kado dengan pita berwarna biru diatasnya.
cantik!
dan berat. mungkinkah aku dihadiahkan batu bata yang boleh kugunakan untuk memukul bahunya dengan manja ? tentu saja sebagai balasan kepergiannya yang lama.

kotaknya ku letakkan di atas meja kerja pacarku. maklum, disanalah satu-satunya pencahayaan yang paling terang di apatemen ini. semuanya sengaja dibuat remang-remang, kami menyukainya. salah satu kesamaanku dengan kekasihku. kami tak menyukai terang yang menyilaukan.

perlahan kulepas simpul pita biru yang menghiasinya. kubuka tutupnya. dan aku terkejut.
bukan batu bata isinya. tapi kepala.
iya. kepala seseorang yang seminggu lalu telah berhasil mengungkap rahasiaku.
entah aku harus sedih atau bahagia.
aku bahagia, karena kekhawatiranku kini telah lenyap. ikut mati bersama nyawa seseorang itu.
sekaligus sedih. sedih karena sepertinya pacarku tak menikmati permainannya kali ini. sepertinya dia terburu-buru memotong leher seseorang tersebut. terbukti dari potongannya yang tak berbentuk. padahal biasanya pacarku menciptakan motif atau mungkin mengukir namaku dikulit korbannya.

sebagai ucapan terima kasih, malam ini ku buatkan kejutan buatnya. jaga mulut kalian. jangan bilang-bilang padanya. kalian tak mau kan kalau ku bunuh juga? ;)

*mungkin bersambung*

0 komentar: