RSS Feed
Tidak semua yang ku tulis adalah aku, dan tak semua yang kau baca adalah kamu.

Sabtu, 02 November 2013

Pembunuh.

Kuberitahu kau dua fakta mencengangkan yang tak kalian ketahui.

Pertama, Kekasihku seorang pembunuh. sadis? berdarah dingin? tentu saja!
Kedua, Aku hanyalah kekasih simpanannya. tak lebih dan tak kurang.

Aku telah tinggal dengannya selama kurang lebih 15 tahun. dan umurku sekarang baru saja menginjak 20 tahun. Di usia 5 tahun aku diambil olehnya saat sedang berjalan-jalan di tepi jalan.

waktu itu aku sedang kabur dari rumah. jengah melihat orang tuaku yang bertengkar terus sepanjang hari. terlalu jengah hingga kuputuskan menikam mereka berdua saat mereka sedang pulas-pulasnya tidur siang. hanya menikam. tepat di jantung. juga paru-paru. dan tak lupa ku potong lidah mereka. agar nantinya di surga kelak mereka tak bisa saling beradu mulut lagi. setelahnya aku keluar berjalan-jalan dan tak ada niat untuk pulang.


di umurku yang ke lima, rona-rona menggemaskan telah tampak di wajahku. keluarga dan kerabat juga selalu mengelu-elukan kecantikanku. mereka percaya, ketika dewasa nanti aku akan berhasil memenangkan kompetisi kecantikan negeri ini.

Siang itu, saat berjalan-jalan sambil membawa boneka lumba-lumbaku, sebuah mobil biru metalik menepi tepat disampingku. Kekasihkulah pengendaranya. Dia menawarkan untuk masuk dan ikut bersamanya. Aku setuju saja, toh aku memang tak punya tujuan. dan begitulah aku tinggal bersamanya hingga kini, detik ini.

***

Tahun demi tahun beranjak. dan tubuhku dengan sempurna bertumbuh dan berkembang. benar kata keluargaku dulu, aku yang dewasa kini sangat cantik tanpa tendeng aling-aling. tanpa polesan di wajah, senyumanku sudah sangat memikat. begitu sepengakuan orang-orang.

Sayangnya kecantikanku tidak disukai oleh kekasihku. Dia terlalu cemburu dengan tatapan para lelaki yang bernafsu melihatku, bahkan pada tukang sayur sekalipun. tentu saja kecemburuannya berdampak pada hidupku.

sejak dua tahun yang lalu aku resmi dipingit. gerakku dibatasi, hanya seluas kamar mewah di sebuah apartemen lantai 31. tapi kebutuhanku selalu tercukupi, lahir maupun batin. aku terima-terima saja. hingga kekasihku berubah 3 bulan yang lalu.

***
3 bulan yang lalu.

ini malam pertama, kekasihku terlambat pulang. pukul 12 tengah malam Ia juga belum sampai di apartemen. mau ku hubungi, tapi tak bisa. bukannya tak berani, aku memang tak punya nomer teleponnya. selama ini dia lah yang selalu menghubungiku, dengan nomer pribadi tentunya.

pukul setengah dua malam, bel apartemen berbunyi. ku buka. rupanya itu kekasihku, setengah mabuk dan membopong seorang wanita yang sudah tak sadarkan diri akibat mabuk. dengan isyarat jari yang ditempelkan kemulut, kekasihku menyuruhku diam. ia membopong wanita itu masuk ke kamarnya. menutup pintunya. dan selebihnya hanya desahan yang terdengar.

aku? jatuh terduduk didepan pintunya. termenung, tak menyadari setetes air jatuh ke lantai apartemen dari mataku.

sesaat kemudian, kembali sunyi. tapi lima detik sesudahnya terdengar bunyi letupan pistol dari dalam kamar. aku bangkit dan segera membuka pintu kamar. rupanya pintunya tak dikunci selama ini hanya ditutup.

di dalam kamar kulihat wanita yang teler tadi sudah tak sadarkan diri di lantai dengan kepala berlubang tepat diantara kedua matannya. kualihkan pandanganku ke kekasihku, dia tersenyum. baru kali ini kulihat senyumnya sangat damai, jadi kubalas saja senyumnya. aku mendekat kepadanya. dan kami pun tertidur pulas disisa malam itu.

***
ku kira kejadian itu hanya sekali, rupanya tidak.
berulang di minggu berikutnya, minggu berikutnya, dan minggu berikutnya. dan selalu di akhir minggu.
setidaknya aku kini bisa keluar apartemen, walau hanya membuang mayat dan membakarnya di lapangan tak terpakai yang ada 1 blok dari apartemenku.

***
jadi kini sudah ada 12 mayat yang ku bakar bersama tumpukan daun kering. maklum saja, kekasihku dan aku memang sedikit nakal :)

TAMAT

0 komentar: