RSS Feed
Tidak semua yang ku tulis adalah aku, dan tak semua yang kau baca adalah kamu.

Selasa, 11 Februari 2014

Hari #12: Halo lagi, Casanova

Halo lagi, Casanova.

Seperti janjiku disurat terdahulu, kini kutuliskan surat kedua untukmu. Kali ini lebih panjang dan tidak sesimpel surat kemarin. Tapi coba usahakan agar tidak melayang terlalu jauh setelah membaca surat kali ini. Cukup diam, senyum, dan jangan dipamer sana-sini. Sepakat?

Jadi, sudah berapa lama kita saling mengenal? Dua? Tiga Tahun? Masihkah itu terhitung sebentar untukmu agar sesekali mengadukan masalah-masalahmu padaku? Karena rasa-rasanya, kalau ingatanku tak salah, akulah yang keseringan menceritakan masalah-masalahku padamu. Mengingat hal itu, terkadang aku menjadi sungkan untuk bercerita lagi. Aku mulai mencoba menganalisis masalah-masalahku sendiri. Heii, kamu tak bisa selamanya menyediakan telinga dan menampung semua cerita-ceritaku kan? Suatu saat akan ada masanya, aku harus memecahkan semua masalahku sendiri dan tidak merepotkanmu lagi.

Kesibukanmu hari-hari belakangan ini telah menjadi keluhan paling sering yang terlontarkan dari mulut-mulut mereka yang sebenarnya rindu akan kehadiranmu disekitar mereka. Mereka hanya terlalu menjaga citra, tak mau terlihat membutuhkan kehadiranmu di dunia mereka. Maklumi saja kalau kangennya mereka, malah tersalurkan dalam kalimat-kalimat bernada singgungan. ahh, kenapa jadi aku yang sok-sok mengajarkanmu tentang 'memaklumi'. Tanpa kuberitahu pun, kau adalah ahlinya dalam 'memahami'.

Kapan balik ke kota ini? Aku punya banyak cerita yang harus kau dengarkan. Meskipun aku tahu, teknologi sekarang sudah teramat canggih, hingga perkara jarak tak lagi semerindukan saat-saat telegram masih jadi komoditas utama komunikasi. Tapi rasa-rasanya tidak afdol bercerita denganmu tanpa bertemu secara langsung. Karena sejujurnya, selain saran-saran ala mario teguhmu, raut wajahmu yang terlihat begitu serius ketika sedang menganalisis masalahku, juga merupakan salah satu hal yang bisa menenangkanku.

Pertama kali aku mulai kembali bergelut menulis berbagai cerpen dan puisi itu karena kamu. Setelah sempat vakum beberapa saat karena satu dan lain hal, kamu datang dengan motivasi ala-ala mario teguh. Voila! aku masih menulis sampai sekarang. Meski aku tau kamu sibuk dan bahkan mungkin tak pernah lagi mampir untuk sekedar membaca kepingan-kepingan tulisanku. Sejak itu, berbagai hal datang silih berganti menjadi inspirasi tulisanku. Tentu saja kau pernah menjadi salah satu inspirasiku dalam menulis, seperti kali ini.

Bagaimana? Sudah cukup panjangkah suratku kali ini? Aku harap sudah. Surat kali ini sengaja kubuat terkesan memuji-muji dirimu. Sekali lagi 'SENGAJA'. Agar nantinya, saat kau pulang, selain es krim aku juga dapat coklat gratis darimu. haha

NB: Tidak untuk disebarluaskan tanpa seizinku :p

Salam Colek

Aku

0 komentar: