RSS Feed
Tidak semua yang ku tulis adalah aku, dan tak semua yang kau baca adalah kamu.

Rabu, 19 Februari 2014

Hari #19: Tanda-tanda realitas hatiku

Untuk Priaku -Sudah bolehkah aku memanggilmu seperti itu?-

Kamu yang tak pernah berjanji tapi selalu menyuguhkan yang lebih dari ekspektasi.
Dengan segenap cinta -tentu saja, inikan surat cinta-, aku kirimkan surat ini.

Kurasa kita telah sepakat, bahwa kita hidup dalam dunia postmo. Dunia anti kemapanan. Dunia dimana tak ada lagi patokan yang jelas mengenai segala sesuatunya. Kebenaran tak lagi mutlak. Definisi kebenaran tergantung pada subjektivitas masing-masing. Dimana makna dari sebuah realitas ditafsirkan berbeda oleh masing-masing persepsi. Jadi saat kamu berkata, "aku sayang kamu", bagaimana aku harus menafsirkannya? Dan saat aku bercerita perihal hatiku yang dilanda musim semi sejak kedatanganmu ke duniaku, bagaimana kamu menafsirkannya?

Beberapa jam yang lalu, kamu mengenalkanku pada seseorang yang telah meninggal pada 6 Maret 2007 silam. Mungkin lebih tepatnya, aku yang minta diperkenalkan padanya. Jean Baudrillard. Melaluimu, aku telah berbicang banyak dengannya. Tentu saja kamu adalah topik utama perbincanganku dengannya. Dia membantuku menafsirkan setiap kata, gerak-gerik, perilaku, sikap, bahasa tubuh, dan semua hal tentang kamu. Selain tentang kamu, kami juga membicarakan tentang aku. Dia menjelaskan padaku perihal tanda-tanda seperti apa yang harus kugunakan untuk merepresentasikan realitas hatiku.

Katanya aku bisa menggunakan enam tanda. aku dipersilahkannya untuk memilih tanda mana yang akan kugunakan sesuka hatiku.

Pertama dia menjelaskan tentang 'tanda sebenarnya'. 'Tanda Sebenarnya' ini adalah jenis tanda yang jujur. Tanda yang menjelaskan realitas dan paling mendekati kebenarannya. Sebut saja ketika ada jarak yang menyusup diantara tautan jemariku dan jemarimu dan kemudian aku berkata 'aku rindu kamu', seperti itulah 'Tanda Sebenarnya'

Kedua, ada yang namanya 'Tanda palsu'. Katanya 'Tanda Palsu' adalah tanda yang mereduksi realitas sebenarnya. Tanda ini memaparkan sebagian realitas dan menyembunyikan sebagian realitas lainnya. Sama seperti ketika kamu bertanya 'kamu baik-baik saja?', sesaat setelah aku melihatmu 'bertengkar' mesra dengan salah satu wanita yang tak aku kenal, yang ku jawab 'iya aku baik-baik saja'. Itu adalah tanda palsu. Kenyataan bahwa 'aku baik-baik saja' memang benar adanya. Yang kusembunyikan darimu, adalah perihal aku yang sedang dilanda cemburu. 'iya, aku baik-baik saja. aku hanya sedang cemburu melihatmu dengannya'

Tanda jenis ketiga, adalah 'Tanda Dusta'. Sederhananya, 'Tanda Dusta' adalah suatu kebohongan. Antara tanda dan maknanya berbeda satu sama lain. Seperti ketika aku bersikap biasa-biasa saja saat melihatmu datang dari kejauhan dengan senyum yang terlukis di wajahmu. aku membohongi diriku sendiri. Perilakuku membohongi kata hatiku. Karena saat itu aku setengah mati melawan hasrat yang muncul terburu-buru untuk menyambutmu dan mengaitkan lenganku pada lenganmu. Tapi kadang, hal ini mengkhawatirkanku. Sikapku yang berpura-pura bahwa kau adalah sosok yang biasa-biasa saja bagiku akan kau anggap sebagai realitas yang sebenarnya. kuharap tidak begitu.

Selanjutnya, Tanda yang keempat. 'Tanda Daur Ulang'.  Kata Jean Baudrillard, 'Tanda Daur Ulang' adalah tanda yang sengaja dihadirkan kembali, padahal realitasnya berada dalam ruang dan waktu yang lain. Sederhananya seperti ini, saat jarak sedang mencari perkara denganku, memisahkan kita dalam bentang jeda yang selalu saja menciptakan rindu, aku mencoba menghadirkanmu dalam bentuk yang lain. Berhujan-hujan ria salah satunya. Tuhan tahu, ada rahasia kecil antara kamu, aku dan hujan. Berhujan-hujan akan mengembalikan ingatan-ingatan, nuansa-nuansa, kenangan-kenangan, sensasi-sensasi dan perasaan-perasaan 'aneh' yang sempat terlintas di masa yang lalu. Dengan berhujan-hujan aku bernostalgia dengan sosokmu di kala dulu. Seperti itulah caraku merekayasa realitas ketika realitas kedirianmu tak bisa ku jangkau langsung.

Yang kelima adalah 'Tanda Artifisial'. Tanda ini menciptakan sesuatu yang tidak memiliki realitas didunia nyata, namun realitasnya diciptakan melalui teknologi. Kau ingat ceritaku tentang neptunus? Neptunus selalu kujadikan kambing hitam setiap kau bertanya dari mana aku mendapatkan informasi tentang dirimu, tentang nama wanita yang selalu menelponmu, tentang apapun yang tak kau sangka aku tahu. Begitulah~ Neptunus adalah 'Tanda Artifisial'ku. Dia tak nyata. Realitas yang kubuat untuk menutup-nutupi tingkahku yang sering mencari tahu apapun tentang kamu. Jadi jangan pernah membenci Neptunus yah? :)

Terakhir, 'Tanda Ekstrim'. Ini adalah tanda yang dilipatgandakan. Jika realitasnya cuma satu, maka tanda yang ditampilkan ada dua. Jika realitasnya dua, maka tanda yang ditampilkan menjadi empat. dan begitu seterusnya. Sepertinya aku terlalu sering menggunakan tanda ini. Aku terlalu ahli dalam hal melebih-lebihkan. Jika sehari saja tak bertemu, aku bertingkah uring-uringan seakan sudah seminggu aku tak melihatmu. Jika kepalamu sakit, aku bertingkah seakan ada tumor yang menggerogoti kepalamu. Jika kau lama membalas pesanku, aku kadang menganggap tak lagi dipedulikan olehmu. berlebihan sekali bukan? Anggap saja begitu caraku memastikan bahwa kau tau, aku memperhatikanmu, aku mengkhawatirkanmu, dan aku menyayangimu.

Seperti itulah realitasnya..
Terima Kasih telah mengenalkanku pada Baudrillard. Aku berhutang banyak padanya.

Tertanda


Perempuanmu -Kamu boleh memanggilku seperti itu-

0 komentar: