RSS Feed
Tidak semua yang ku tulis adalah aku, dan tak semua yang kau baca adalah kamu.

Rabu, 12 Februari 2014

Hari #13: Besok, Kubahasakan Cintaku.

Kekasihku sayang.

Telah sejak lama kita merajut kebersamaan. Aku yakin kita sepakat, dua tahun lima bulan bukanlah waktu yang sedikit kan? Telah banyak kenangan yang tercipta diantara kita. Tak hanya kenangan yang bercerita tentang gelak tawa, pun tentang air mata juga terselip di dalamnya.

Aku tahu, akhir-akhir ini hubungan kita tak seromantis kemesraan masa lalu. Aku yang sedari lahir sudah menujukkan bakat sebagai orang yang pemalu, lebih suka memendam segala perkara, yang ku pikir, akan lebih baik bagimu -atau bagiku- jika tak ku utarakan. Takutnya jika aku bicara, salah satu dari kita akan sakit hati. Entah itu kau yang sakit, tapi rasa-rasanya besar kemungkinan aku yang akan menangis.

Aku tak tahu, bagaimana cara kerja Tuhan hingga mempertemukan kau dan aku yang nyata-nyata berkebalikan. Kamu paham betul perkara hatiku yang rapuh dan mudah retak. Seperti aku telah maklum, perihal watakmu yang tak segan-segan mengkritikku dengan tajam. Aku paham maksudmu baik, sangat baik malah. Kau ingin memberitahukan hatiku, bahwa dunia itu kejam dan tak ada tempat bagi hati yang mudah retak, seperti hatiku. Aku tahu, saat mengkritikku, kau sedang membantuku menjadi dewasa.

Dalam keseharian, aku telah terbiasa menyimpan semuanya dalam diam. Cukup yang 'aman-aman' saja yang ku lontarkan keluar. Aku hanya terlalu malas keluar dari zona nyamanku, kemudian berjalan menjauh dari 'damai' yang kucipta dalam duniaku. Aku tak menyangka diamku, malah mendatangkan salah penafsiran darimu.

Kekasihku sayang, aku memang lebih banyak diam dan mendengarkan. Tapi itu bukan berarti kau bisa mengambil kesimpulan bahwa aku sudah tak cinta lagi padamu. Aku memang terkadang menolak ajakanmu, tapi bukan berarti aku tidak membutuhkanmu. 

Tak banyak yang bisa kujelaskan dalam suratku kali ini. Mari bertemu, dan akan kujelaskan semua. Besok. Besok akan kubahasakan kembali perihal mengapa aku lebih memilih diam dan memperhatikan. Aku juga telah sejak lama lelah dengan perasaan aneh yang muncul setiap kali memikirkan hubungan kita. Aku ingin meletakkan kembali kebahagiaan kita dulu ke masa sekarang. Jika bisa aku ingin mengembalikannya seperti semula, saat pertama kali kita berkenalan.

Kekasihku sayang. Besok, pakailah baju terbaikmu. Bersoleklah dengan hati-hati. Kita bertemu di tempat biasa kita menghabiskan sore dan menikmati senja bersama-sama. Di sana mari menyusun ulang semua hal yang berantakan dalam hubungan kita. Serta bersama-sama merumuskan suatu konsensus yang kuharap bisa saling mendewasakan.

Sampai jumpa besok


Kekasihmu.

0 komentar: