RSS Feed
Tidak semua yang ku tulis adalah aku, dan tak semua yang kau baca adalah kamu.

Rabu, 05 Februari 2014

Hari #6 : Jaga dia bersama doaku.

Kepada kalung salib yang tergantung di lehermu.

Tiga hari terakhir, hujan tak pernah lagi menyapa kotaku. Ini aneh, mengingat aku masih tetap rindu pada tuanmu dan ramalan para ahli cuaca kompak menyebutkan kalau musim penghujan seharusnya tak berhenti di awal bulan ini. kamu pasti berfikir, apa hubungannya suasana langit kotaku dengan kamu yang menggantung setia di leher tuanmu. sama, aku juga. ahh~ aku memang tak pandai merangkaikan kata untuk memulai suatu perkenalan.

Aku tahu, kita hanya pernah bertemu sekali dan tak ada perbincangan di pertemuan kita kala itu. kita hanya bertemu, mataku melihatmu dan kau diperlihatkannya padaku. hanya sebatas itu, aku belum berani mengenalmu lebih jauh. aku maklum, jika kau terheran-heran mendapatkan surat dariku. aku juga bisa mengerti jika kamu tak mau membantuku. hei, siapalah aku ini. hubungan kita tak pernah lebih dekat dari predikat 'asing' sedangkan aku tak lebih dari sekedar 'teman' tuanmu.

maafkan jika aku telah lancang mengirimkan surat untukmu, aku hanya ingin meminta sedikit bantuan kecil darimu. sebelum kamu menolak dengan segera, ada baiknya kamu mengetahui dulu apa pertolongan apa yang ku minta darimu. aku yakin, permintaanku kali ini, sama sekali tak akan merepotkanmu. jangan kau robek-robek dulu surat ini, teruskanlah membaca hingga akhir.

lagi-lagi, jarak mencari perkara denganku. sebentar lagi akan ada jarak yag membentang lebar antara aku dan tuanmu. tak main-main, jarak sepertinya serius ingin memisahkan aku dari tuanmu. aku tak tahu, salah apa aku hingga jarak tega seperti itu. kamu perlu tahu, aku paling tak suka berada jauh dari tuanmu. imaji yang terbentuk di kepalaku tak dapat bisa ku bendung. semuanya menampilkan kemungkinan-kemungkinan jelek yang mungkin terjadi pada tuanmu. aku mudah sekali khawatir, dan itu kadang membuatku capek.

Dulu ketika jarak pertama kali mencari gara-gara denganku, aku masih bisa melawannya pakai sebongkah doa yang kutitipkan pada langit. tapi kurasa kali ini jarak akan berusaha lebih serius untuk menjauhkan aku dari tuanmu. sepertinya doa yang kutitipkan pada langit seperti biasanya tak akan mampu menjaga. makanya aku butuh bantuanmu.

kamu, kalung salib yang tergantung di lehernya.
bantu aku. jaga dia yang sedang jauh dariku. akurlah bersama doa-doaku. berkonspirasilah, dan ciptakan benteng pengaman paling dahsyat yang pernah ada. jaga dia dari segala kemungkinan yang tidak menyenangkan. jaga dia selama tak ada tanganku yang menjaganya. jaga dia selama jarak berada ditengah-tengah aku dan dia.

aku berjanji jika kau mengabulkan permintaanku, aku tak akan menutup diri darimu lagi. aku akan coba mengenalmu, berteman denganmu, dan tak akan menatapmu sinis lagi. aku akan menerima dirimu yang telah tergantung lama di leher tuanmu. aku tahu, meski kita berbeda dalam keyakinan, kita sama dalam hal objek kesayangan.

tertanda.

Aku dan doaku.

0 komentar: